Info lebih lanjut..., klik gambar ini.....!

Kamis, 03 Februari 2011

“GOES TO KAMPOENG” DENGAN KERONCONG

“GOES TO KAMPOENG” DENGAN KERONCONG
   Membawa Keroncong Ke Pemukiman Warga

Saya tidak pernah khawatir jika gagasan “Keroncong Goes To Kampoeng” ini dibilang nyontek, atau dibilang bukan original pemikiran saya. Tak ingin menjebakkan dalam polemik tersebut berkelanjutan, harus jujur saya akui bahwa yang menginspirasi rancangan program ini adalah beberapa fakta yang ada dan saya sempat ‘memotretnya’.

Pertama, jika ada pertunjukan musik keroncong selalu dikaitkan dengan pertanyaan, “Keroncong main dalam rangka apa?” lalu dijawab, “Ada hajatan”, atau “Ada order main keroncong nanti pas ada pembukaan acara (anu)…” atau, “Kita diberi kesempatan main keroncong saat nanti ada acara (anu)…dst”. Bisa ya, bisa tidak. Mungkin memang benar adanya.

Kedua, jika ada latihan keroncong, maksudnya sebuah group music keroncong berlatih sebelum pertunjukan, atau memang latihan rutin, biasanya yang terlibat “asyik”, tentu yang bersangkutan saja. Mulai dari pemain, penyanyi dan pegiatnya yang menikmati-nya dengan penuh penghayatan.

Ketiga, jika ada pertunjukan keroncong, sebagian besar biasanya “dari, oleh dan untuk” komunitas keroncong-nya saja. Ditempat tertutup, yang kurang terjangkau oleh masyarakat umum.

Keempat, Media Penyiaran (Televisi & Radio) tidak maksimal memeberikan ‘air time’ dengan beragam dasar dan alas an. Jika pun siaran “keroncong” live/ taping dilakukan di lingkungan studio. Sangat jarang liputan outdoor kegiatan keroncong atau siaran keroncong dari luar studio.

Kelima, terinspirasi dari VCD yang dibawakan oleh Mas Gus Haryanto dari Komunitas Pecinta Keroncong Lampung (KPK) Lampung, telah menjalin kerjasama dengan Tegar TV yang telah membuat program “Kroncong On The Spot”. Kerlompok Keroncong bermain di tempatnya latihan/ base camp, lalu didatangi oleh team peliput Tegar TV, Taping lalu diedit dan disiarkan melalui siaran televise local itu.

Sebenarnya, tak hanya lima hal tadi yang “mengusik” saya untuk mewujudkan “Keroncong Goes To Kampoeng”. Tanpa meremahkan dengan segala upaya yang telah dilakukan para KrontjongerS dibelahan tempat dimanapun di negeri ini, justru saya acung jempol dengan masing masing daya upaya dan kreativitasnya masing masing, nyatanya melalui FB, kita semua telah melihat beragam kegiatan keroncong telah dipublish melalui ribuan bahkan jutaan gambar.

Selain lima hal utama tadi, hal lainnya itu adalah “membawa keluar keroncong dari kotaknya”. Melalui program acara yang saya emban, siaran Kharisma Keroncong di 90.9 LITA FM Bandung, saya akan mewujudkannya mulai Februari 2011 ini untuk siaran keliling dari masing masing tempat para pegiatnya.

Saya ingin, dalam siaran keliling Keroncong Goes To Kampoeng, para pegiat yang memainkan music tjrang tjroeng tjrang tjroeng ini, mengajak serta warga sekitar untuk menikmati keroncong secara utuh penuh keakraban, tak hanya ‘dinikmati sendiri’. Mengajak serta ketua RT atau Ketua RW nya agar turut memberikan sambutan, bahkan Kepala Desa atau Lurah-nya, turut tampil untuk memberikan apresiasi. Dan kesemuanya disiarkan melalui acara Kharisma Keroncong. Sesekali, kita dengarkan apa kata “masyarakat umum” disekitar kita mengenai keroncong.

Halnya, ketika seorang kawan yang juga pegiat keroncong di Bandung, menyampaikan kepada pimpinan Kota ini, ingin “main keroncong” dikediaman beliau. Dengan sigap beliau menjawab, “Mangga, Iraha?” (Silakan, Kapan?). Betapa saya makin semangat mendengar hal itu. Pula dukungan lain dari pegiat lainnya pula, “ Lha kapan mas? InsyaAllah saya siap, saya sudah sounding ke RT/RW bahkan Lurah, dan Camat pun siap hadir”. Syukur Alhamdulillah, sekali lagi makin tak gentar saya untuk mewujudkannya.

Setelah Goes To Kampoeng, saya telah menyiapkan pula Keroncong Goes To Kantoor/Office. Main Keroncong pada hari Jumat disebuah kantor pemerintah/lembaga/ badan, pula swasta. Saat mereka merampungkan kerjanya, dihibur keroncong. Kemudian “goes goes goes lainnya”. Tak ada maksud apapun, selain “Keroncong 2 Indonesia”. Titik!!

//bw//